Sesungguhnya marah itu dari syaitan, bila seseorang marah pada syaitan atau memaki syaitan dia sebenarnya telah membesar-besarkan syaitan kerana dia lebih mengingati syaitan daripada mengingati Allah, marah itu dari syaitan , bentuk makian itu juga dari syaitan. Apa yang sepatutnya dilakukan adalah dia mengingati Allah dan meminta perlindungan dari Allah.
Diriwayatkan dari Abu Malih dari seorang laki-laki, ia berkata, “Ketika aku dibonceng Nabi saw. tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta-merta aku katakan, ‘Celakalah syaitan.’ Lalu beliau bersabda, ‘Jangan kamu katakan, ‘celakalah syaitan,’ sebab jika kamu katakan seperti itu maka syaitan akan membesar sebesar rumah dan berkata, ‘Demi kekuatanku,’ Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah,’ sebab jika kamu ucapkan lafadz tersebut syaitan akan mengecil hingga sekecil lalat’,” (Abu Dawud).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Janganlah kalian mencela syaitan tetapi berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya,” (Silsilah Ahadaits ash-Shahihah).
Kesimpulan:
1. Larangan mencela syaitan atau mengatakan celaka sebab hal itu akan membuat syaitan semakin besar.
2. Ucapanmu, bismillah atau meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan syaitan, dapat menghalau tipu daya syaitan.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), M/S 3/291-292.